Diare dan Pencegahannya

Diare dan Pencegahannya

Diare dan Pencegahannya. Pengertian diare merupakan proses buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan penyakit diare.

Diare sering dikaitkan dengan infeksi gastrointestinal (saluran cerna), yang dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, virus dan parasit. Mikrorganisme tersebut menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau bisa juga dari orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk, misalnya tidak cuci tangan sebelum memegang makanan atau makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu.

Penyakit Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri juga dapat menyebabkan muntah. Disamping itu, gejala khas berupa tinja encer bercampur darah dan lendir paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri, disebut disentri. Gejala yang ringan biasanya berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Maka apabila mencret berlangsung selama lebih dari beberapa hari dianggap sebagai diare kronis dan mungkin merupakan tanda dari penyakit yang mendasarinya, seperti penyakit radang usus atau infeksi yang berat.

Diare dan PencegahannyaDiare dan Pencegahannya

Jika berkepanjangan (kronis), diare dapat menyebabkan dehidrasi dan dapat mengancam nyawa sehingga membutuhkan perawatan dokter. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan elektrolit – garam kalium dan natrium. Cairan dan elektrolit yang hilang selama diare perlu diganti segera karena tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa cairan tersebut.

Hal yang membuat diare berbahaya adalah dehidrasi yang bisa terjadi akibat banyaknya cairan yang hilang dari tubuh.seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab diare adalah infeksi, namun ada juga penyebab lainnya, ringkasnya sebagai berikut:

Infeksi. Dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan parasit. Sumber penyebaran yang paling sering adalah memalui air yang terkontaminasi oleh tinja atau kotoran. Dengan demikian penyakit ini lebih sering terjadi pada lingkungan dengan sanitasi air bersih yang kurang memadai, baik untuk minum, memasak dan mencuci (terutama peralatan makan). Rotavirus dan Bakteri Escherichia coli merupakan dua agen penyebab diare yang paling sering di negara berkembang.

Malnutrisi. Anak-anak yang kekurangan gizi akan lebih berisiko tinggi terkena penyakit ini, dan diare itu sendiri akan menyebabkan gejala yang lebih buruk bagi mereka. Karena setiap terkena mencret, maka sudah pasti akan membuat mereka kekurangan gizi yang lebih buruk. Maka tak heran bahwa gizi buruk pada anak balita paling sering disebankn oleh diare kronis.

pengobatan diare sebagian besar diare dapat sembuh dengan sendirinya setelah dua sampai tiga hari, dan paling sering membutuhkan waktu satu hingga dua minggu. Satu-satunya pengobatan diare yang paling diperlukan adalah mencegah dehidrasi, yang dapat dilakukan dengan minum cairan pengganti dan campuran elektrolit (Oralit). Kecukupan mineral seperti natrium, magnesium, kalsium dan kalium sangat penting dalam menjaga fungsi tubuh dan kelistrikan jantung agar tetap berdetak normal.

Obat-obatan yang fungsinya menghentikan diare tidak dianjurkan untuk orang-orang dengan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit karena dapat memperpanjang infeksi dan membuat mencret malah menjadi lama tak sembuh-sembuh. Pada kasus seperti ini, dokter bisanya meresepkan antibiotik. Sedangkan diare yang disebabkan oleh virus akan sembuh dengan sendirinya dengan atau tanpa obat. Jika diare disertai adanya darah dan lendir, maka segeralah berobat kedokter, karena besar kemungkinan penyebabnya adalah bakteri.

Anda dapat meringankan gejala yang muncul dengan mengikuti saran pengobatan diare yang diuraikan di bawah ini.

Banyak Minum Cairan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa efek paling berbahaya dari diare adalah dehidrasi akibat banyaknya cairan yang hilang dari tubuh, baik melalui mencret ataupun gejala muntah yang menyertai. Oleh sebab itu hal terpenting dalam penanganan diare adalah rehidrasi dengan banyak mengonsumsi cairan, bukan obat diare.

Idealnya, orang dewasa harus minum banyak cairan yang mengandung air, garam, dan gula. Contohnya adalah air yang dicampur dengan jus dan sup kaldu. Memang sulit menentukan seberapa banyak kita harus minum, tapi untungnya ada cara mudah mengetahui apakah minum kita sudah cukup atau masih kurang, yaitu dengan memperhatikan frekuensi buang air kecil dan warna urin. Jika minum cukup, maka akan sering buang air kecil dengan cairan urin berwarna jernih. Namun sebaliknya apabila masih kurang minum, maka TIDAK atau jarang buang air kecil, sekalinya kencing keluarlah warna urine kuning kecoklatan dan pekat.

Pada anak-anak memang agak sulit dalam mengupayakan agar mereka terhidrasi dengan baik. Berilah bayi dan anak-anak minum sedikit demi sedikit, lebih baik meningkatkan frekuensi daripada memberinya minum sekaligus banyak namun lebih jarang. Bagi bayi yang masih mennyusu, maka lanjutkan memberikan ASI karena ASI merupakan sumber cairan dan nutrisi yang baik, untuk anak-anak yang lebih besar menggunakan oralit. Jus buah atau minuman bersoda sebaiknya dihindari karena dapat membuat diare lebih buruk pada anak-anak.

Gunakan Cairan Rehidrasi Oral

Dokter atau apoteker mungkin menyarankan menggunakan cairan rehidrasi oral (oralit) untuk mencegah dehidrasi terutama bagi yang berisiko – misalnya, jika Anda lemah atau pada manula. Oralit juga dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi yang telah terjadi.

Oralit biasanya tersedia dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet dan bisa Anda dapatkan di Apotek tanpa resep dokter. Serbuk oralit dilarutkan kedalam air sesuai takaran yang dianjurkan. Oralit akan mengganti garam, gula, dan mineral penting lainnya yang hilang jika Anda mengalami dehidrasi. Selengkapnya baca di sini: Cara Membuat Oralit Sendiri dan Menggunakannya

Untuk anak-anak harus diperhatikan takaran minumnya, umumnya mereka dianjurkan minum oralit setiap sehabis buang air besar encer, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah feses yang keluar dan juga memperhatikan berat badan dan usia. Petunjuk dosis ada dalam kemasan.

Konsumsi Makanan yang Tepat

Ketika diare, sistem pencernaan mengalami gangguan, maka kita harus cerdik dalam memilih jenis makanan yang akan dikonsumsi selama diare. Sebagian besar ahli setuju bahwa selama diare harus makan makanan yang lunak dan mudah dicerna terlebih dahulu baru kemudian mengonsumsi makanan padat segera setelah merasa mampu. Jika diare baru saja mulai makanlah akanan kecil, makanan ringan

Jika anak Anda mengalami dehidrasi, jangan memberi mereka makanan padat sampai mereka telah minum cukup cairan. Begitu mereka telah berhenti menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, mereka dapat mulai makan makanan yang biasa dimakan. Jika anak-anak menolak untuk makan, terus memberi mereka cairan dan menunggu sampai nafsu makannya kembali.

Konsumsi Kunyit Atau Jambu Biji Mentah

Kunyit dan jambu biji baik daun maupun buah yang masih mentah berkhasiat meringankan diare.

Selamat mencoba semoga bermanfaat. [Yuni – WartaSolo.com]