Putaran Dua Pilkada DKI 2017, SBY merapat ke Anies atau Ahok?
Putaran Dua Pilkada DKI 2017, SBY merapat ke Anies atau Ahok?
Bisa dikatakan kunci kemenangan Pilkada DKI 2017 ada pada suara pemilih paslon no urut 1 Agus-Sylvi. Agaknya peta partai pengusung dan suara di Pilkada DKI 2017 tidak linear. Ini sangat menarik karena sosok figurlah yang nantinya digadang-gadang menjadi faktor menentukan.
Tokoh-tokoh partai politik terkemuka dari para pendukung paslon seperti mulai dari Megawati, Prabowo, SBY, Amin Rais, Muhaimin Iskandar, akan mewarnai berita-berita nasional republik ini.
BACA JUGA
Hasil Real Count Versus Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017
Adu Strategi Putaran Dua Pilkada DKI 2017, di Atas Kertas Anies Ungguli Ahok
SBY yang menjadi sorotan besar dalam hal ini ketua umum partai Demokrat juga mantan presiden RI, serta tokoh penting dibalik paslon no urut 1 Agus-Sylvi menjadi pertimbangan penting dalam setiap manuver politik Pilkada DKI 2017.
SBY agak berhati-hati dalam menentukan kemana akan merapat dari kedua paslon putaran dua Pilkada DKI 2017. Apakah ke Anies atau ke Ahok.
Partai Pendukung Agus-Sylvi
Dilihat dari partai pendukung Agus-Sylvi memang masih terjadi dinamika komunikasi antar partai pendukung. PKB misalnya, dalam Musyawarah Wilayah III PKB Sulawesi Tengah di Hotel Best Western (18/2/2017) dalam ungkapan ketua umum DPP PKB dikatakan, “Pilkada DKI ini pusing kita. Pilih Anies belum tentu cocok, pilih Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), apalagi, belum tentu cocok,”
“Yang baru menjalin komunikasi Partai Gerindra. Saya dikontak oleh Riza Patria (politikus Gerindra), tapi saya katakan masih di Palu,” kata Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding di tempat yang sama.(detik.com)
Di kesempatan yang berbeda, Roy Suryo, politikus Partai Demokrat, dalam diskusi dengan tajuk “Spesial Pilkada” Cikini, Jakarta Pusat (18/2/2017) mengatakan, “Terjemahkan dengan baju saya ini. Itu sudah jelas, saya tak ingin jawab dengan kata-kata,”
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini memakai baju putih dan jaket bomber pendukung Agus-Sylvi. Baju putih di Pilkada DKI 2017, identik dengan pasangan calon nomor urut tiga Anies-Sandi.
Ketua tim pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera yang juga berada di acara yang sama, langsung mengucapkan terima kasih kepada Roy Suryo.
“Maturnuwun (terima kasih) Mas Roy,” ucap Mardani.
Roy tak menyebutkan secara khusus bahkan Partai Demokrat mendukung Anies – Sandi pada putaran kedua Pilkada DKI 2017.
PAN mungkin agak jelas kemana akan merapat dalam putaran dua Pilkada DKI 2017. Dari beberapa kesempatan PAN dan konstituenya cenderung ke Anies-Sandi.
PPP juga belum ada kejelasan dalam putaran dua Pilkada DKI 2017. Dalam kesempatan lain Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Abdul Aziz mengatakan, hingga saat ini belum menentukan sikap akan mengalihkan dukungan ke Ahok-Djarot atau Anies-Sandi usai jagoannya di Pilkada DKI 2017, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni kandasnya.
“Kita ada beberapa mekanisme internal yang akan kita jalanin selama satu minggu ini,” ujar Aziz saat dihubungi, Jumat (17/2/2017).
Paling lambat 23 Februari, pihaknya sudah mempunyai jawaban akan mendukung Ahok-Djarot atau Anies-Sandi. “Targetnya satu minggu sejak kemarin setelah pencoblosan. Berarti tanggal 23 baru ada keputusan,” kata dia.
Selain itu, menurut Aziz, 60 persen politikus PPP DKI Jakarta mendukung pasangan Agus-Sylvi. Meski demikian, banyak kader PPP juga mendukung pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
“Yang jelas kita punya exit poll, 60 persen pilih Agus, 25 persen pilih Anies dan 15 persen ke Ahok,” Aziz memungkas. (liputan6.com).
Dalam kesempatan sebelumnya Wasekjen PPP Ahmad Baidowi (16/2/2017) mengatakan, “Koalisi bersama Demokrat, PPP, PKB, PAN hanya untuk mengusung Agus-Sylvi. Selanjutnya ya terserah masing-masing parpol,” (merdeka.com)
Partai Pengusung Ahok-Djarot
SBY punya hubungan kurang harmonis dengan PDIP. Hal ini nampak sekali dari beberapa isu menjelang pemungutan 15 Februari 2017 lalu. Nampaknya SBY agak berat merapat ke Ahok-Djarot.
Harapan dari seorang plitikus PDIP nampaknya menginginkan SBY merapat ke Ahok-Djarot. “Semoga Pak SBY berkenan untuk mendukung Basuki-Djarot. Bagiku platform ideologi Demokrat sama yaitu nasionalis religius walau dalam taktik mungkin beda. Jadi tidak ada gangguan ideologis sebagai partai nasionalis kebangsaan untuk gabung dengan PDIP,” kata Eva Sundari, politikus PDIP. (16/2/2017) (merdeka.com)
Golkar pun memandang perlu dukungan dari Partai Demokrat. Sayang, pihaknya belum berhasil menemui SBY untuk membicarakan dukungan.
“Ya kami ngobrol-ngobrol (dengan petinggi Demokrat), bicara-bicara setelah ini, lalu kemarin mengatakan, nanti saja dulu. Karena baru sehari kalah, perlu merenung, perlu kontemplasi. Yang pasti komunikasinya bukan dengan Pak SBY,” kata Sekjen Golkar Idrus Marham.
Sementara itu, sejumlah relawan pendukung Agus-Sylvi telah menyatakan mengalihkan dukungannya kepada Anies-Sandi. Namun, koalisi Agus-Sylvi belum mau membicarakan hal tersebut. Demokrat pun tak melarang, jika ada relawan yang pilih dukung Anies-Sandi ketimbang Ahok-Djarot.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, partainya tengah melakukan penjajakan dengan empat partai pendukung Agus-Sylviana. Rencananya, Gerindra akan menggelar pertemuan dengan partai poros Cikeas dalam Minggu-Minggu ini.
“Pertemuan parpol pendukung paslon 1, ada rencana, ya rencananya begitu (pekan ini),” kata Dasco saat dihubungi, Jumat (17/2).
Gerindra tengah berupaya menarik dukungan dari partai Poros Cikeas agar memberikan dukungan kepada pasangan Anies-Sandiaga. Demi memuluskan niatnya, Gerindra mulai intensif melakukan komunikasi politik dengan keempat partai.
“Kita secara informal sudah ada partai yang menghubungi dan kita juga sudah menghubungi. Kalau komunikasi jalan terus,” jelasnya. (merdeka.com)
Partai pengusung Anies Sandi
Dua hari setelah masa pemilihan suara, calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan mulai aktif berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk menatap putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Anies mengatakan sudah ada tiga partai yang tertarik untuk mendukung Anies-Sandiaga Uno. Hanya saja, Anies enggan membeberkan ketiga partai yang akan bergabung mendukungnya.
“Sebenarnya kalau dari sisi komunikasi sudah, tapi yang lainnya tinggal menunggu momentum saja. Enggak usah buru-buru, toh masih panjang prosesnya,” ujar Anies di Masjid Al-Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/2).
Hingga saat ini, belum ada partai secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Anies-Sandi, termasuk koalisi partai pengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang terdiri dari Partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP.
Demokrat yang disebut-sebut akan merapat, masih akan membicarakannya di tingkatan pimpinan pusat partai. Begitupula PAN, meski sebagian pengurus telah menyatakan dukungannya. Hal sama juga ditunjukan PKB dan PPP.
Anies pun mengklaim, banyak pihak yang berkomunikasi dengannya, sama-sama menginginkan perubahan dengan menghadirkan gubernur baru di Jakarta.
Selain itu, Anies menyebut ada kesamaan gagasan dan semangat yang dimilikinya dalam membangun Jakarta, dengan pasangan calon yang hampir pasti tidak lolos, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Meski demikian, Anies juga mengklaim akan coba meraih suara pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
“Dan kami ingin pastikan warga yang mendukung kami termasuk Pak Agus dan juga pendukung Pak Basuki akan kami jangkau,” ujar Anies.
Secara terpisah, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat E.E Mangindaan menyebutkan, belum ada komunikasi yang dibangun antara partai pengusung Anies-Sandi yakni Gerindra dan PKS dengan pihaknya.
Menurut Mangindaan, pernyataan dukungan kepada Anies-Sandi masih bersifat pribadi, dan belum menjadi keputusan partai.
“Soal suara mau ke mana itu saya kira belum ada keputusan dan tidak perlu dirisaukan,” ujar Mangindaan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/2). (cnnindonesia.com)
SBY memang belum menentukan secara resmi kepartaian, tapi dari dinamika yang ada mulai dari grassroot sampai elit politik masih berlangsung. Deal politik menjadi penting dari sikap partai. Inilah pilkada yang sering berbeda dengan keputusan partai. Pemenangpun adalah mereka yang paling berani dan bisa menggait suara entah dari mana datangnya. [M. Anis – WartaSolo.com]