Adu Strategi Putaran Dua Pilkada DKI 2017, di Atas Kertas Anies Ungguli Ahok

anies ungguli ahok putaran 23

Adu Strategi Putaran Dua Pilkada DKI 2017, di Atas Kertas Anies Ungguli Ahok

KPU DKI akan mengumumkam pilkada DKI 2017 apakah dilanjutkan putaran dua atau tidak pada 3 Maret 2017 nantinya. Pasalnya hitung real count sampai sekarang belum selesai. Menurut berbagai quick count akan terjadi dua putaran pilkada DKI 2017.

BACA JUGA

Hasil Quick Count Pilkada DKI 2017, Ahok-Djarot Teratas Selisih Tipis Anies-Sandi

Jelas adu strategi timses Ahok versus Anies setidaknya akan memenuhi dinamika politik terpanas pilkada Indonesia. Semua media akan terfokus dan memantau perjalanan putaran dua pilkada DKI.

Hasil Quick Count

Menilik hasil quick count dari LSI menerangkan bahwa Agus -Sylvi 16,87%, Ahok-Djarot 43,22%, dan Anies-Sandi 39,91%. Sedangkan, PolMark Indonesia menyampaikan Agus –Sylvi 17,96%, Ahok-Djarot 42,27%, Anies-Sandi 39,77% dan SMRC Agus –Sylvi 16,69 %, Ahok-Djarot 43,19 %, Anies-Sandi 40,12%. Setidaknya dari hasil quick count bisa dibaca bahwa warga DKI menginginkan pemimpin baru. Hal ini kurang menguntungkan buat petahana.

Kesamaan Visi Misi

Kunci kemenangan ada pada pemilih Agus-Silvi dan sejauh mana timses Ahok-Djarot dan Anies-Sandi melakukan komunikasi dengan mereka, baik langsung ke pemilih atau partai pengusung. Sebelumnya paslon Agus-Silvi diusung oleh Partai Demokrat, PPP, PKB, PAN yang notabenenya selain P. Demokrat adalah partai pengusung pemerintah sekarang. Untuk PAN kemungkinan akan mengarahkan dukungan ke Anies-Sandi, hal ini diperkuat karena ketokohan Amin Rais dan sejarah Pilpres 2014 yang mengusung Prabowo-Hatta. Untuk PKB dan PPP dengan latar belakang ideologis Nahdatul Ulama (NU) masih dengan hati-hati menentukan pilihan. Untuk P. Demokrat dilihat dari konstalasi menjelang akhir pemungutan suara seperti SBY versus Antasari, isu penyadapan kasus penistaan agama, dan kedekatan pemilih paslon no. 1 dengan Anies-Sandi mengarah pada restunya SBY untuk mendukung paslon no. 3.

Suara Partai Pendukung

Melihat suara partai pendukung, saat ini Ahok-Djarot disokong oleh koalisi PDIP, Golkar, Hanura dan NasDem dengan total suara 47.85% (berdasarkan hasil Pemilu 2014). Sedangkan, Anies-Sandi didukung oleh Gerindradan  PKS dengan total suara sebanyak 22.41%. Namun, jika semua partai pendukung Agus (Demokrat, PAN, PKB, PPP) melimpahkan dukungan ke Anies-Sandi, suara pasangan ini akan menjadi 49.88%, jika ditambah suara PBB (1.34) akan menjadi 51.22%.

Suara partai pendukung Agus sangat mungkin untuk Anies. Meskipun PKB, PAN, dan PPP menjadi koalisi di pemerintahan, sepertinya mereka sulit untuk mengkhianati konstituen yang anti-Ahok, karena isu penistaan agama. Hal ini pun diserukan oleh ketua tim sukses Agus untuk mengalihkan dukungan ke Anies-Sandi. Dengan skenario ini, Ahok-Djarot tidak akan bisa berkutik.(nusantarasatu.net)

Riset Terbaru Menjelang Pemungutan

Pada hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada pada kurun 28 Januari-4 Februari 2017, ada 25 persen pendukung Agus-Sylvi yang mengalihkan dukungannya kepada pasangan Anies-Sandi, hanya 9 persen yang beralih ke Ahok-Djarot, sedangkan 4 persen berubah menjadi pemilih bimbang. Agus-Sylvi hanya menyisakan 62 persen pendukung. Inilah yang menyebabkan Agus harus merana; padahal, di bulan Desember 2016, Agus adalah jawara survei dengan perolehan sekitar 31%.

Berangkat dari riset tersebut, Anies tetap berpeluang merebut mayoritas limpahan pendukung Agus dengan probabilitas kurang lebih

65,79%, sedangkan Ahok hanya 23,69%, pemilih bimbang 10,54%. Jika angka ini bertahan, ditambah dengan suara saat ini—menggunakan survei LSI, Ahok-Djarot di putaran kedua kemungkinan akan memperoleh tambahan suara 4,03%, sedangkan Anies 11.11%, dengan suara bimbang 1,78%.

Dengan cara menghitung seperti itu, Anies akan keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara sebesar 51,01%, meskipun dengan kemungkinan pemilih bimbang sebanyak 1,78% dari pemilih Agus akan mendukung Ahok.

Harapan Ahok untuk menang ada di PKB dan PPP yang memiliki basis massa NU. Kubu Ahok pasti mengincar suara dari sini. Selain mendekati PKB dan PPP secara formal (Demokrat dan PAN akan lebih sulit), kemungkinan kubu Ahok akan menggoreng isu bahwa Anies-Sandi dibeking oleh Islam garis keras berhaluan ideologi trans-nasional.

Bagi sebagian besar Nahdliyin, PKS dinilai sebagai lawan ideologi keislaman. Jika isu ini berhasil, warga NU kemungkinan golput, atau memilih Ahok. Pasalnya, warga NU biasanya antipati terhadap hal-hal berbau Masyumi (direpresentasikan PKS) dan lebih condong ke kelompok nasionalis semodel PDIP—hal ini memiliki basis sejarah keterlibatan NU dalam Nasakom di era Soekarno. Inilah yang akan dijadikan tumpuan kubu PDIP untuk lolos dari kekalahan. (nusantarasatu.net)

Mempertimbangkan hal-hal di atas Ahok dan Anies akan bertarung dengan ketat untuk keduanya. Strategi pertarungan masing-masing timses dalam menggait suara dari paslon no. 1 (survei LSI) yakni suara Agus-Sylvi 16,87% adalah harga final kemenangan untuk putaran dua pilkada DKI 2017.

Politik adalah dinamis, walau hitungan di atas kertas menjadi optimisme tersendiri setiap timses tidak menutup kemungkinan akhir pertarungan bisa berubah hasilnya. BACA JUGA Putaran Dua Pilkada DKI 2017, Jadwal dan Tahapannya. [M. Anis – WartaSolo.com]