Xavi Hernandes dan Islam, Sebuah Pemandangan Toleransi di Tubuh Barcelona

Xavi Hernandes dan Islam Sebuah Pemandangan Toleransi di Tubuh Barcelona

Xavi Hernandes dan Islam, Sebuah Pemandangan Toleransi di Tubuh Barcelona. Dalam sepuluh tahun terakhir, ada beberapa  nama yang pasti selalu di ingat sekarang ini dari Barcelona, klub sepakbola Spanyol. Mereka adalah tentu saja Lionel Messi. Kemudian Andres Iniesta, dan satu lagi Xavi Hernandes. Messi dan Iniesta masih aktif merumput. Nama yang disebutkan terakhir sudah pindah dari Barca.

Messi, dikenal tentu karena kepiawaiannya dalam mengendalikan bola. Iniesta dan Xavi adalah dua jenderal lapangan tengah Barca.

Xavi, yang sekarang bermain untuk Al-Sadd, mengatakan, dirinya diajarkan untuk menghormati Muslim sejak di La Masia, sekolah sepakbola milik El Barca. “Seydou Keita beribadah di mana saja di ruang ganti. Saya, dan semua yang besar di La Masia, tidak merasa terganggu,” ujar Xavi dalam wawancara dengan El Heddaf, koran terbitan Aljazair.

BACA JUGA:

Ketika kali pertama tiba di Barcelona, lanjut Xavi, Keita sering meminta ruangan untuk beribadah. Saudara seiman Keita, Yaya Toure, saat masih membela Barcelona, juga sering melakukannya. “(Eric) Abidal, Yaya, dan Keita, sering terlihat beribadah bersama dalam ruangan. Jika ruangan terpakai, mereka shalat di ruang ganti, dan kami mencoba tidak lalu-lalang di hadapannya,” imbuh Xavi.

Setelah Toure pindah ke Manchester City, menurut Xavi, kemudian Keita yang ditasbihkan sebagai imam setiap kali shalat. “Abidal, Keita, dan Afellay adalah Muslim yang hebat,” puji Xavi.

Bekas playmaker Timnas Spanyol itu mengungkapkan, yang membuat  rasa ingin tahunya soal Islam adalah saat Ramadhan tiba. Ia yakin akan sangat sulit bagi Keita, Abidal, dan Ibrahim Afellay tidak makan dan minum selama 12 sampai 15 jam dalam cuaca panas. “Mereka bisa melakukannya. Luar biasa. Semakin bertambah hormat saya kepada mereka yang menjalankan kewajiban agamanya dengan taat,” kata gelandang yang sekarang berusia 36 tahun tersebut.

BACA JUGA: Kisah Perjuangan Ayah yang Tak Pernah Mengeluh: Dia Pulang Malam Demi Sesuap Nasi

Menurut Xavi, dirinya juga berupaya menjalan kewajiban sebagai pemeluk Katolik dengan baik, dan rekan-rekan Muslim di tim Barcelona menghormatinya. “Itulah sepakbola, olahraga yang membawa kami — yang berbeda agama dan budaya– dalam kebersamaan,” pungkasnya. [M. Anis – WartaSolo.com/Islampos]