Riski Yang Sudah Dijamin: Kisah Semut Bertemu Nabi Sulaiman
Riski Yang Sudah Dijamin: Kisah Semut Bertemu Nabi Sulaiman. Kehidupan yang berkelimpahan adalah dambaan setiap insan. Karakter manusia memang menginginkan serba kecukupan dan apa yang diinginkan bisa terwujud. Itulah manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Riski yang sudah Allah SWT jatahkan disetiap hamba-Nya menjadi rahasia tersendiri untuk kita ketahui. Belum tentu banyaknya harta seseorang membuatnya bahagia dan belum tentu juga miskinnya orang membuatnya menderita.
Tidak ada yang menjamin tenangnya hati seseorang karena ganteng, cantik dan jabatannya. Pun juga jeleknya wajah seseorang tidak menjadi sebab kegundahan hatinya. Hidup itu adalah sawang sinawang. Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa makhluk apapun di dunia ini sudah ada jatah riskinya. Memang tidak ada yang tahu besaran jatah riski seseorang dan justru itu menjadi hikmah mengapa ada usaha dan doa yang mebuat orang berkelimpahan.
Inilah kisah semut saat bertemu Nabi Sulaiman as. yang membuat kita yakin bahwa Allah telah menjatah riski kita, nukilan dari buku “Dari Adam a.s. hingga Isa a.s.” :
Pada suatu hari Nabi Sulaiman a.s. duduk di pinggir danau. Lalu tiba-tiba Beliau melihat seekor semut membawa sebiji gandum yang dibawanya menuju danau.
Nabi Sulaiman a.s. terus memperhatikan semut itu hingga sampai di tepi danau,
Lalu tiba-tiba ada seekor katak yang mengeluarkan kepalanya dari dalam air seraya membuka mulutnya, maka semut itu pun masuk ke dalam mulut katak itu.
BACA JUGA: Kisah Hikmah Penjual Ketoprak, Sholat Saja Dijaga maka Allah Menjaga Dagangannya
Kemudian, katak itu pun menyelam ke dasar danau dalam waktu yang cukup lama.
Sementara Nabi Sulaiman a.s. memikirkan hal itu dengan terheran-heran.
Setelah itu, katak tersebut keluar dari dalam air dan membuka mulutnya dan semut itu keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tidak ada lagi bersamanya.
Nabi Sulaiman a.s. memanggil semut itu dan menanyakan kepadanya tentang apa yang dilakukan barusan,
”Hai semut, pengalaman apa sajakah selama berada di mulut katak?”
Semut itu menjawab, ”Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing yang buta. Yang Allah SWT telah menciptakannya di sana. Cacing tersebut tidak kuasa keluar dari cekungan batu itu untuk mencari penghidupannya. Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya.”
Lanjut semut, ”Oleh karena itu, aku membawakan rezekinya, dan Allah SWT telah menguasakan kepadaku sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku.
Sesampai di batu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga batu itu, lalu aku pun dapat masuk ke dalamnya. Kemudian selesai aku menyampaikan rezeki kepada cacing itu, maka aku keluar dari rongga batu kembali ke mulut katak ini. Lalu katak ini mengembalikan aku di tepi danau.”
Nabi Sulaiman a.s. kemudian bertanya, ”Apakah kamu mendengar suara tasbih cacing itu?”
Semut itu menjawab, ”Ya nabiyullah, cacing itu mengucapkan,
’Ya man la yansani fi jaufi hadzihil bi rizqika, la tansa ’ibadakal mu’minina bi rahmatik”
(Wahai Dzat Yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu)’.”
Allah Ta’ala berfirman dalam Alquran Surat Huud (11) ayat 6, “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh).”
Masya Allah, jadi tidak alasan bagi kita untuk takut, khawatir, dan bimbang dengan riski Allah. Pastikan dalam diri kita bahwa riski Allah akan bersama setiap makhluk-Nya. Riski Allah telah tercata dalam kita-Nya. Kewajiban kita adalah ikhtiar terbaik untuk menjemput riski-Nya. BACA JUGA: Kisah Masuk Islam Hercules: Preman Berhati Mulia. [M. Anis – WartaSolo.com]