Pidato Singkat Ramadan: 3 Semangat Seseorang Dalam Menjemput Riski, Termasuk Dimanakah Anda?

Pidato Singkat Ramadan: 3 Semangat Seseorang Dalam Menjemput Riski, Termasuk Dimanakah Anda? Bekerja dalam Islam termasuk ibadah. Niat yang tulus menjadi dasar penilaian apakah seseorang ketika bekerja sebagai amal sholeh atau tidak. Bila seseorang melakukan aktivitas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga sandang pangan papan agar ibadah kepada Allah semakin kuat, mensekolahkan anak agar menjadi anak sholeh, berhubungan dengan tetangga dalam rangka taat kepada Allah dan lain sebagainya. Hal ini termasuk kebaikan yang di anjurkan.
Tetapi bila bekerja hanya semata untuk faktor dunia maka bekerja seperti ini tidak dalam kategori amal sholeh. Sangat berbeda bila landasan awal sebelum bekerja tidak diniatkan karena Allah semata.
Bekerja termasuk juga dalam ekspresi ibadah, mulai dari cara yang baik, riski yang halal hingga dipergunakan untuk apa dari jerih payahnya tersebut.
Berikut 3 motivasi seseorang dalam bekerja atau mencari rizki, dimanakah level Anda?
Level 1, Semangat yang berdasar pada spiritual (nilai keimanan)
Motivasi terdalam yang lahir dari iman seseorang. Dorongan ini muncul karena kesadaran hubungannya dengan Allah, bukan sekedar hanya mendapatkan materi seperti dapat uang atau harga diri, tapi yg lebih tinggi lagi dari itu. Motivasi inilah yg membuat seseorang siap melakukan apapun dan berkorban apa saja asalkan Allah ridho terhadapnya.
Motivasi ini disebut motivasi paling tinggi secara spiritual dalam menjemput riski, al quwwah arruhiyyah.
“Sesungguhnya ada sebagian dosa yg tdk bisa terhapus oleh puasa atau sholat.” Ditanyakan ke beliau, “Apa yg bisa menghapusnya ya Rasulallah?” Jawab Rasul, “Bekerja mencari nafkah penghidupan.” [HR Abu Nuaim]
“Pebisnis yang jujur dan terpercaya akan bersama-sama dgn Nabi, Shiddiqin dan para Syuhada.” [HR Tirmidzi]
“Barangsiapa akhirat menjadi niatnya, Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia datang kepadanya dlm keadaan tunduk.” [HR Ahmad dan Ibnu Majah]
Level 2, Semangat yang berdasar pada emosional
Dorongan ingin di akui, dihargai dipandang, tidak dilecehkan, dan diapresiasi. Motivasi bekerja seperti ini disebut al quwwah al ma’nawiyyah.
“Sesungguhnya perbuatan itu bergantung niatnya.” [HR Bukhari, Muslim]
Level 3, Semangat yang berdasar pada materi (financial building)
Untuk level ini menjadi alasana paling banyak dari sekian orang saat bekerja. Mencari rizki diindentikkan dengan mencari duit, mendapat laba dagang untuk keperluan sandang pangan papan. Lebih spesifik doronga ini tak lebih untuk memenuhi kebutuhan fisik ataupun naluri kehidupannya. Motivasi ini bisa dinamakan juga semangat keduniaan atau motivasi materi kebendaan yang disebut sebagai al quwwah al madiyyah.
“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai obsesinya, Allah memecah belah urusannya, menjadikan kefakiran didepannya, dan dunia tidak datang kepadanya kecuali sebatas yang telah ditentukan baginya.” [HR Ahmad]
Semoga kita termasuk orang-orang yang mencintai akhirat. Mencintai akhirat tidak kemudian meninggalkan dunia. Mencintai dunia untuk akhirat atau mencintai akhirat maka dunia didapat. Orang jawa biasanya mengungkapkan dengan, “Sing sopo wonge nandur pari bakalan tukul sujet, nanging sopo sing nandur suket, pari ora bakalan tukul.” Artinya siapa yang menanam padi maka rumput pun akan tumbuh, sebaliknya siapa yang menanam rumput maka padi tak akan tumbuh.
Padi di ibaratakan dengan akhirat sedangkan rumput diibaratkan sebagai dunia. Wallahu ‘alam. Baca Juga: Kumpulan Materi Ceramah Singkat Ramadan agar Bulan Puasa Anda Makin Berkah dan Download Contoh Ceramah Singkat Ramadan PDF dan MS Word. [M. Anis – WartaSolo.com]