Siapakah Takizo Iwasaki? Kenapa Menjadi Trending Di Google Doodle Hari Ini

Siapakah Takizo Iwasaki di Google Doodle.jpg

Siapakah Takizo Iwasaki? Kenapa Menjadi Trending Di Google Doodle Hari Ini. Mengenal lebih dekat dengan Google doodle hari ini, Senin (12/9) menampilkan sederetan makanan dalam rangka memperingati untah ke 121 Takizo Iwazaki. Adakah yang tahu siap sebenarnya Takizo Iwazaki dan apakah hubunganya dengan macam-macam makanan lezat tersebut.

Mungkin tidak asing bagi kalian jika terdapat sebuah replika makanan yang mengundang selera makan namun terbuat dari plastic atau lilin dan ternyata replika tersebut hanya sebagai penentu menu pilihan bagi para konsumen.

Takizo Iwazaki adalah tokok penemu kembali sebuah cara yang telah ada beberapa dekade lalu untuk menciptakan sampuru (contoh) makanan yang akan disajikan oleh sebuah restoran. Pendiri Iwasaki Grup ini merampungkan replika makanan untuk pertamakalinya tahun 1932 yang dideskripsikan sebagai ‘Flowers of Wax (Ro no Hana)’.

Siapakah Takizo Iwasaki di Google Doodle.jpg

Replika yang terbuat dari bahan lilin dengan lekukan-lekukan yang sempurna membuatnya terlihat seperti makanan sesunguhnya dan membuat yang melihat menyangka itu adalah omelet sebenarnya. Replika makanan tersebut dibuat berdasarkan omelet masakan istrinya di dapur yang sebenarnya tidak terlihat menarik.

Dikabarkan Takizo Iwasaki memperlihatkannya, istrinya bahkan tidak dapat memilih mana yang merupakan ‘sampuru’ dan mana yang asli. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas sampuru dan keunikkan hidangan sesuai permintaan masing-masing restoran. Meskipun replika makanan saat ini lebih sering menggunakan bahan plastik dibandingkan lilin, namun cara pembuatannya masih dilakukan dengan tangan dan jarang diproduksi secara masal.

Seni dan budaya yang lahir di Jepang itu menarik perhatian turis dari mancanegara dan dengan terciptanya replika tersebut sebenarnya berkaitan dengan budaya Jepang dalam hal makanan. Walaupn replika yang diciptakan oleh Tekizo Iwasaki telah berubah namun Negara Jepang tetap mengenangnya sebagai bentuk perhormatan terhadap seni dan budaya mereka. [wartasolo.com]